Kamis, 13 November 2014

Topik, Judul, dan Pembimbing dalam Penelitian



 Topik, Judul, dan Pembimbing
dalam Penelitian

 Oleh
Fitra Youpika



A.    PENDAHULUAN
Penelitian merupakan salah satu langkah penting untuk memantapkan peneliti dalam kegiatan keilmuan yang mendukung di bidangnya masing-masing. Sehubungan dengan hal ini, setiap mahasiswa akan diwajibkan mengerjakan tugas akhir. Tugas tersebut adalah melakukan penelitian atau membuat sebuah karya ilmiah dalam bentuk laporan. Penelitian tersebut merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, baik mahasiswa jenjang sarjana (S1) ataupun pascasarjana (S2/S3). Penelitian yang dimaksud dalam hal ini adalah penelitian yang sifatnya ilmiah. Penelitian ilmiah artinya penelitian yang berdasarkan fakta-fakta yang ada yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, bukan berdasarkan imajinasi atau rekaan. Penelitian dilakukan secara terencana, sistematis, terstruktur, berdasarkan metode, pedoman, dan aturan-aturan yang ada dalam sebuah penelitian.
Melakukan penelitian tidak semudah yang dibayangkan. Proses penelitian harus melalui posedur dan mengikuti sistematika dari perencanaan sampai selesainya laporan penelitian. Penelitian diawali dengan langkah menentukan topik, yang kemudian pengumpulan data awal. Topik dalam  penelitian diartikan sebagai kejadian atau peristiwa (fenomena) yang akan dijadikan sebagai dasar penelitian. Dalam sebuah penelitian harus ada topik atau masalah yang melatarbelakangi penelitian. Hal yang pertama dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti di atas adalah menentukan topik. Karena topik adalah salah satu yang menjadi landasan dalam penelitian. Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Sehubungan dengan hal di atas dalam makalah ini akan dibahas tentang topik, judul dalam penelitian, dan bagaimana hubungan peneliti dengan pembimbing penelitian.

B.     PEMBAHASAN
1.      Topik Penelitian
Sebelum melakukan penelitian hal yang harus dilakukan dan yang sangat penting diperhatikan adalah memahami terlebih dahulu apa itu topik penelitian. Hal ini penting karena dalam sebuah proses penelitian, penentuan topik akan menjadi titik sentral sebelum masuk ke tahapan-tahapan penelitian berikutnya.
Menurut asal katanya, istilah topik berasal dari bahasa Yunani yaitu, topoi yang berarti tempat. Dalam hal ini tulis-menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu tulisan. Topik merupakan ide utama dalam sebuah penelitian, cerita atau sebuah tulisan lainnya. Topik juga sesuatu yang harus sudah ditentukan sebelum melakukan pengembangan penelitian atau tahapan selanjutnya. Dengan kata lain, topik ini adalah yang akan membatasi sampai mana pembahasan kita dalam penelitian atau suatu karya tulis, baik itu tulisan yang bersifat seni maupun yang bersifat resmi atau alamiah.
Topik dalam penelitian merupakan tema sentral yang akan dibahas dalam penelitian. Topik suatu penelitian bisa didapatkan dari berbagai sumber, pengamatan, ataupun dari hasil penelitian orang lain. Topik hal yang menjadi salah satu perhatian penting dalam penulisan selain tema dan judul. Dengan topik, tulisan kita akan menarik bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang topik tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan topik antara lain sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi topik-topik yang dianggap menarik.
Meskipun sesuatu yang dianggap menarik atau tidak itu relatif, namun peneliti bisa mengambil pedoman yang standar, misalnya jarang/belum pernah diteliti orang, sesuatu yang sedang hangat dibicarakan, isu yang baru, atau sesuatu yang sedang menjadi kontroversi. Misalnya, tentang “Bahasa gaul para waria atau tindak kekerasan yang melibatkan agama”. Ini bisa dikatakan topik yang menarik, kalau ini sedang hangat dibicarakan, melibatkan banyak pihak, dan memerlukan tinjauan-tinjauan praktis dan teoritis. Topik tersebut tentunya masih sangat luas, disinilah nantinya judul penelitian yang akan memberikan batasan.
b.      Pastikan kemampuan untuk meneliti topik yang ditentukan dan memiliki akses yang mudah.
Hal ini sangat penting karena tidak jarang sering terjadi seorang peneliti memilih topik-topik yang sangat menarik, namun mengalami kesulitan ketika akan melakukan penelitiannya. Hal ini berkaitan dengan hal teknis, seperti kemudahan dalam mengakses data, kemampuan secara intelektual, kemampuan secara fisik, dan kemampuan secara finansial/keuangan. Meneliti jelas membutuhkan sumber daya yang besar (terutama tenaga, fikiran, dan uang). Jadi peneliti harus menentukan topik yang peneliti sendiri mampu untuk melakukannya.
Secara umum dan sederhana, dua hal di atas sudah bisa membantu bagi calon peneliti dalam menentukan sebuah topik penelitian. Namun, juga jika peneliti ingin lebih mudah lagi dalam menentukan topik penelitian, peneliti harus rajin membaca hasil penelitian orang lain. Dari hal tersebut biasanya akan tampak dan tergambar dengan baik, topik apa saja yang menarik untuk diteliti.
Menurut Hartono (2002:12-13) dalam menentukan topik penelitian itu hendaknya mempertahankan minat dalam waktu yang relatif lama dan menghindari topik yang terlalu ambisius atau terlalu menantang. Hal ini ditakutkan peneliti mengalami kesulitan dalam menyelesaikan penelitiannya. Kemudian hindari topik penelitian yang mungkin terlalu terkait dengan persoalan hidup si peneliti. Karena hal ini dapat mengganggu penyelesaian penelitian yang dilakukan. Selain itu, pilihlah topik penelitian yang sesuai dengat minat peneliti. Dan yang terakhir adalah memilih topik yang berpotensi bagi peneliti untuk memberikan sumbangan pada bidang yang diteliti. Dalam artian topik penelitian itu manarik untuk didapat.
Sedangkan menurut Narbuko dan Achmad (2005) yang perlu diperhatikan sebelum menentukan topik adalah pertama, topik penelitian terjangkau oleh kemampuan peneliti (Manageable topic). Artinya topik yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti. Kedua, data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data). Meskipun peneliti dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka, peneliti perlu menyesuaikan antara topik penelitian dengan kemudahan dalam memeroleh data penlitian. Ketiga, topik cukup penting untuk diteliti (Signifance of Topik). Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih  topik yang penting yaitu: sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas dan sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain. Keempat, topik yang menarik (interested topic). Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan.
Topik peneltian dapat diperoleh melalui berbagai sumber. Sumber-sumber untuk memperoleh topik penelitian tersebut antara lain topik bisa didapatkan dari:
a.       Penelitian-penelitian yang sudah ada.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada penelitian tersebut ditampung, dan kemudian dijadikan topik dan dilanjutkan dengan mengadakan penelitian berikutnya.
b.      Pengamatan di lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan merupakan hal yang sangat baik untuk menimbulkan ide-ide scara spontan dalam menimbulkan topik. Karena begitubanyak fenomena atau peristiwa dilapangan yang bisa dijadikan topik untuk melakukan penelitian.

c.       Melalui diskusi, ceramah, atau kuliah-kuliah.
Melalui diskusi, ceramah, atau kuliah kita dapat menemukan topik-topik yang kiranya menarik untuk diteliti. Ide-ide itu kemudian dicatat supaya seandainya suatu saat lupa bisa dilihat kembali untuk memudahkan kembali dalam menemukan topik penelitian yang ingin diteliti.
d.      Dosen-dosen, para peneliti, dan para ahli.
Dosen pada umumnya mempunyai kelebihan dan menguasai permasalahan yang telah menjadi tanggung jawabnya, karena itu usahakan berkonsultasi atau berbincabang-bincang kepada mereka untuk mencari permasalah dan topik penelitian yang ingin dilakukan.
e.       Biblografi (daftar kepustakaan).
Perpustakaan merupakan tempat yang baik untuk mencari topik penelitian. Di perpustakaan tersedia berbagai macam buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang bisa dijadikan sebagai referensi atau sumber dalam menentukan atau mencari suatu topik penelitian. Sehingga bisa menemukan topik yang baik untuk melakukan langkah-langkah penelitian berikutnya.
Selain dari buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah-masalah yang akan dikaji, masih banyak sumber-sumber lain yang perlu dicari, misalnya journal (masalah), encyclopedia (kamus istilah), reviu (tinjauan buku), skripsi, tesis dan disertasi, buku-buku teks, majalah-majalah, buletin (siaran-siaran singkat tentang berita terakhir), research reports, dan lain-lain.
Sebetulnya tanpa kita disadari bahwa di sekitar kita dan apa yang kita lakukan sehari-hari bisa menimbulkan ide-ide untuk menentukan atau menemukan topik yang bisa dijadikan landasan untuk penelitian. Misalnya, ketika kita sedang bermain dengan teman, ngobrol di kantin, bercanda di ruang kuliah, dan lain sebagainya pada dasarnya semua itu adalah membicarakan, membahas, atau memasalahkan hal tertntu yang bisa dijadikan topik penelitian.

2.      Judul Penelitian
Menentukan judul dalam penelitian merupakan hal yang dilakukan setelah menentukan topik. Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Setiap penelitian atau laporan penelitian yang berupa skripsi, teses, atau disertasi mesti mempunyai judul yang sesuai dengan topik dan objek yang diteliti. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisan singkat suatu penelitian atau tulisan, dan ada juga yang menyebut miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Sebuah judul yang baik adalah judul yang singkron atau sesuai dengan topik yang menjadi landasan penelitian yang dilakukan, dalam artian tidak menyimpang dari topik yang telah ditentukan. Selain itu, judul tersebut sesuai dengan isi penelitian. Judul hendaknya berbentuk frasa (bukan kalimat). Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat. Frasa adalah kelompok kata yang merupakan kesatuan makna. Frasa tidak mengandung unsur subjek dan predikat, sedangkan kalimat mengandung unsur subjek dan predikat. Selain itu judul juga hendaknya dibuat singkat. Maksud singkat di sini adalah judul tersebut mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak termasuk kata tugas). Judul hendaknya dibuat provokatif yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahuan dari tiap pembaca terhadap isi penelitian yang kita lakukan.
Perlu ingat juga bahwa topik penelitian berbeda dengan judul. Topik penelitian merupakan sesuatu yang menjadi pokok bahasan utama dalam suatu karya penelitian. Contoh topik penelitian itu yaotu, tentang Sastra Daerah Begadisan. Sedangkan judul penelitian adalah label yang diterapkan si peneliti untuk menandai penelitiaannya, biasanya dilengkapi dengan penyebutan tempat dan waktu, namun ada juga yangtidak menyebutkan tempat dan objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan tertentu. Dari satu topik tertentu bisa muncul berbagai judul penelitian. Contoh salah satu dari topik di atas misalnya,  Tradisi Begadisan sebagai Media Komunikasi Sosial Bujang dan Gadis pada Masyarakat Padang Guci Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Sementara itu,dalam bukunya yang berjudul “Bagaiman Menulis Skripsi”, Muslich dan Maryaeni (2009:21) berpendapat bahwa topik adalah pokok pembahasan, pokok pembicaraan, atau pokok permasalahan. Sedangkan judul adalah kepala karangan atau tajuk.


3.      Pembimbing Penelitian
Mengubungi dan meminta bantuan pembimbing memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penelitian baik dari perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian laporan suatu penelitian. Pembimbing dalam hal ini adalah istilah yang umum digunakan dalam dunia pendidikan tinggi dalam kaitannya dengan peneyelesaian program studi mahasiswa. Pembimbing yang dimaksud adalah mereka yang memiliki tanggung jawab personal pada kemajuan penelitian individual mahasiswa yang dibimbingnya.
Secara umum ada beberapa harapan mahasiswa dari pembimbing penelitiannya yaitu antara lain: memberikan bimbingan, membaca hasil pekerjaan mahasiswa lebih dahulu sebelum mahasiswa berkonsultasi, bersedia dihubungi bila diperlukan mahasiswa peneliti, ramah dan terbuka, serta selalu memberi dukungan pada mahasiswa, memberi kritik yang bersifat  membangun, memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam, menyusun tutorial sehingga relatif mudah mengubah ide-ide tentang penelitian, dan memiliki daya tarik pada penelitian mahasiswa sehingga ia (pembimbing) dapat memberikan informasi yang lebih bermakna..
Sebaliknya harapan pembimbing dari mahasiswa yang dibimbingnya adalah: mahasiswanya mandiri, menuangkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan mahasiswa dalam bentuk tertulis (bukan dalam bentuk draft awal), aktif mengikuti pertemuan–pertemuan bimbingan penelitian secara reguler, jujur melaporkan kemajuan penelitiannya, mengikuti saran yang telah diberikan pembimbing dan mahasiswa memiliki daya tarik yang tinggi pada penelitiannya sendiri.
4.        Hubungan Peneliti dengan Pembimbing dalam Penelitian
Salah satu peran pembimbing adalah memandu atau memberi  saran kepada peneliti. Pembimbing bukanlah seseorang yang mendikte hal-hal yang harus peneliti lakukan, kecuali jika peneliti telah melanggar etika dan aturan-aturan pada pedoman penelitian. Ini berarti peneliti dihapkan bekerja secara mandiri dalam tingkatan tertentu.
Baik peneliti maupun pembimbing memiliki tujuan yang sama yaitu, menghasilkan penelitian yang baik dan selesai tepat waktu. Sehingga diharapkan hubungan peneliti dengan pembimbing berkomitmen pada kontrak bimbingan yaitu, saling menghargai dalam mengerjakan dan mendukung penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, idealnya hubungan mahasiswa dengan pembimbing didasari oleh rasa saling menghargai. Pembimbing yang baik adalah pembimbing yang mampu memberikan struktur pembelajaran yang fleksibel dan terjangkau, mampu memancing ide-ide, dan menciptakan iklim belajar yang membuat kita merasa percaya diri untuk menantang dan mengejar kemungkinan-kemungkinan baru.
Menurut Sharp dan Howard (dalam Daymon, 2008) hal-hal yang harus dilakukan sebelum bimbingan/konsultasi adalah sebagai berikut: pertama, berusaha mengetahui pandangan pembimbing mengenai hubungan dosen-mahasiswa. Kedua, menyepakati aspek-aspek rutin dalam bimbingan dan bertanggung jawab untuk memenuhinya. Ketiga, menyusun daftar pertanyaan terlebih dahulu sebelum memulai bimbingan. Keempat, menyimpan catatan-catatan tertulis dalam bimbingan. Kelima, menyepakati bentuk dan tenggang waktu penulisan materi dengan pembimbing.
C.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa topik dan judul penelitian itu berbeda. Topik adalah pokok atau landasan dalampenelitian, karangan, dan sebagainya. Sedangkan judul adalah nama atau kepala suatu karangan, dalam hal ini yang dimaksud adalah konteks penelitian yang mencerminkan isi dari penelitian yang dilakukan. Dalam menentukan atau memilih suatu topik ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Selain itu banyak sumber yang bisa dijadikan dalam menentukan topik penelitian yang akan dilakukan.
Topik yang baik adalah topik yang terjangkau oleh kemampuan peneliti, data dari topik mudah didapatkan, topik cukup penting untuk diteliti, topik menarik. Hal yang penting dalam menentukan topik penelitian itu adalah tidak membingungkan peneliti, jangan menetukan masalah yang sulit diukur dan dianalisis, masalah memiliki landasan teori yang ada, dan masalah yang diteliti sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kemampuan, jangan menentukan topik terlalu luas dan diluar jangkauan peneliti itu sendiri. Karena bisa menghambat proses penelitian sehingga berlarut-larut dan akhirnya merugikan si peneliti itu sendiri.
Ada beberapa hal yang harus peneliti perhatikan dalam menjalin komunikasi dengan pembimbing yaitu menjaga selalu hubungan dengan pembimbing. Saling menghormati demi harmonisnya bimbingan. Bisa menempatkan posisi peneliti sebagai mahasiswa bimbingan dan dosen pembimbing yang membimbing penelitian yang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA:

Blaxter, Loraine. dkk. 2006. How to Research Third Edition. New York: Open University Press.

Daymon, Christine dan Immy Holloway. 2008. Metode-metode Riset dalam Public Relations and Marketing Comunication  (terjemahan). Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Hartono. 2002. Bagaimana Menulis Tesis?Petunjuk Komprehensif tentang Isi dan Proses. Malang: UMM Press.

Muslich, Masnur dan Maryaeni. 2009. Bagaiman Menulis Skripsi? Jakarta: Bumi Aksara.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmad. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar